Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Perjalanan Menuju Gua Lebar Kota Sampang ~ MENYELAMI MIMPI

Rabu, 28 Agustus 2013

Perjalanan Menuju Gua Lebar Kota Sampang


Experiences is the best teacher, benar dikata jika pengalaman adalah guru terbaik, dan perlu kita ketahui bersama bahwa banyak cara untuk meraih pengalaman itu, salah satunya adalah dengan cara melakukan perjalanan ketempat wisata atau hiburan. Dengan pengalaman itu kita bisa memaparkan dengan sangat detail lokasi wisata itu pada keluarga atau sahabat kita yang ingin mengunjungi lokasi tersebut.

Karena tentu, kita tidak akan bisa menjadi guid yang baik kalau kita tidak terlebih dahulu menjajaki lokasi yang akan kita kunjungi, makanya dibutuhkan pengalaman dan kemampuan kamunikasi yang baik, agar para wisatanwan tertarik pada lokasi wisata yang akan kita promosikan pada orang lain.

Pokoknya perjalanan, kemana pun akan membawakan bekas dalam setiap benak pejalanannya, jadi rugi kiranya jika dalam sebuah perjalanan, hanya dibuat hura-hura belaka, tanpa harus mengamati dan mengingat kembali makna dibalik perjalanan tersebut, makanya jadikan perjalananmu lebih bermakna dan berarti.

Jejak di Masjid Jami’ Sampang
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam dari kampung halamanku menuju kota Sampang. Akhirnya tibalah aku dikota Sampang. Aku pun keliling kota sebentar, kemudian mampir di kios buku di selatannya monumen, mencari koran hari Minggu kemaren, namun sayang korannya sudah habis. Lantas melanjutkan perjalanan menuju Perintis, ke Warnet baru kemudian makan bersama rekanku Adin di pasar lantai I, menikmati sajian Mie Ayam dan minum es degan pedagang kaki lima, merupakan kenikmatan yang luar biasa, dibawah panasnya terik matahari yang masuk menembus celah-celah pasar, tidak begitu lama kemudian suara adzan dhuhur pun berkumandang aku pun meneruskan perjalanan menuju masjid Jami’.

Memasuki tempat wudhu’ masjid Jami’ aku sudah merasakan kesejukannya dan ketentraman, kemudian melanjutkan shalat dhuhur bersama rekanku Adin di dalam masjid tersebut, suasana khusu’ yang sangat menyejukan sekali, shalat di masjid dambaan masyakarat Sampang itu, memang terasa beda ketimbang shalat di masjid-masjid lainnya.

Sesudah shalat dhuhur, aku berencana untuk mewawancarai takmir masjid, namun sayang aku tidak berjumpa dengan takmir masjid Jami’ itu,  aku hanya berjumpa dengan tukang pel masjid itu, niat wawancara pun aku urungkan, aku hanya memandangi bangunan masjid dari dalam, arsitektur yang luar biasa sekali, aku dapati di atap tengah masjid menggunakan kerangka dari elemen besi-besi, luar biasa sekali. Aku kembali duduk di beranda masjid sebelah selatan, sambil lalu berbincang-bincang dengan rekanku. Membicarakan tentang kesejukanan dan keindahan pemandangan di masjid itu. 

Aku sempat mengatakan pada Adin bahwa dulunya, aku tidak tahu bahwa kantor pos di kota ini dekat dengan masjid Jami’, yakni di sebelah selatan jalan masjid Jami’ kota Sampang, meski kenyataanya aku sering mampir di masjid ini namun aku tidak tahu menahu tentang kantor pos ini, aku baru tahu setelah mengirim naskah lomba LKTI kemarin, itu pun aku masih meminta bantuan tukang becak untuk mengantarkan ke kantor pos.

Jejak di Gua Lebar Sampang
Setelah larut dalam perbincangan akhirnya aku dan rekanku Adin membicarakan, langkah selanjutnya yakni antara pulang dan ke Gua Lebar, setelah aku putuskan, akhirnya kita berdua sepakat untuk mengunjungi tempat wisata kota Sampang itu, kurang lebih sekitar 500 meter dari masjid Jami’ kota Sampang tersebut. Dari gerbang masuk menuju Gua Lebar aku sudah melihat pemandangan yang beda, agak sedikit menanjak, dan jalannya pun tidak begitu lebar yakni melewati padatnya rumah penduduk kota Sampang.
 
Setibanya di Gua Lebar keadaan sunyi mencekam, tidak ku dapati satu hidung orang pun disana, aku membelokan sepeda motorku memasuki tempat parkir, kemudian melihat lobang yang berukuran raksasa itu, seperti jurang yang penuh dengan semak-semak belukar. Namun sayang aku tidak bisa masuk kesana karena pada saat itu memang lokasi itu sangat sepi sekali dan aku pun merasa takut untuk masuk dalam lobang yang ku kira awalnya jurang itu.  Aku baru tau dari sepupuku kemaren bahwa lubang yang ku pikir jurang itu adalah Gua yang ada bangunan patum Sakera di dalamnya.

Kemudian aku keliling ketempat lainnya, disana aku melihat tempat nongkrong yang bagus sekali, terlebih untuk sepasang kekasih yang ingin bermesraan dan bercumbu rayu, tapi ingat dulu, bahwa di bawahnya tempat nongkrong itu adalah jurang, terbukti disamping tempat nongkrong itu ada lubang yang ditutup dengan duri-duri, jadi hati-hati kalau mau bermaksiat disana taku tiba-tiba ambruk, naudzubillah. Kalau untuk yang sudah sah (nikah) monggo aku tidak bisa memberinya saran apalagi melarangnya.

Tidak hanya itu, disana juga ada kolam renangnya, aku juga sempatkan melihat satu hewan peliharaan yang berupa kijang disana, aku melihatnya dari luar. Dari tempat nongkron yang aku ceritakan barusan pada pragraf di atas. Masuk pada lokasi itu di kenakan karcis Rp. 5000, entahlah aku juga kurang paham, karena aku tidak sempat mewawancarai penjaga atau perawat Gua Lebar itu, aku hanya menyampaikan apa-apa yang aku baca, yang terpampang di loket sana.

Tapi, tidak hanya itu rupanya di sekitar gua lebar itu masih banyak bangunan yang belum rampung, mungkin itu merupakan sebagian bangunan dari tempat wisata Gua Lebar itu sendiri, pokoknya seru deh! Perjalanan menuju Gua Lebar kali ini. Kemudian aku pun melanjutkan perjalanan menuju pulang. Catatan perjalanan 20 agustus 2013.

 *Serial Catatan dari Pulau Sebrang

1 komentar:

  1. Gua Lebar sangat bagus apalagi jika dikembangkan oleh pemerintah setempat, saya sudah kesitu dan ada perubahan dari sebelumnya..

    coba baca:

    Goa Lebar Sampang

    BalasHapus