Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Januari 2014 ~ MENYELAMI MIMPI

Jumat, 24 Januari 2014

Dahsyatnya Energi Syukur


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim [14]: 7). Tiada hari tanpa bersyukur itulah sederet kata yang dapat saya simpulkan setelah membaca buku karangan Elie Mulyadi ini. Ayat diatas sangat relavan dengan kaiatannya rasa syukur kita dalam setiap keadaan, apapun karunia atau masalah yang datang menimpa kita. Jika kita sabar dan bersyukur insyallah, karunia Allah akan datang menghampiri kita.

Namun realitasnya belakangan ini kalimat syukur, hanya sampai dibibir saja, tidak masuk kedalam relung hati yang paling dalam tanpa ada kekhusu’an dalam setiap kali melafadzkannya. Dalam buku dengan tebal halaman 227 ini penulis buku rezeki nomplok menghadirkan beberapa sosok dan tokoh yang telah sukses mengarungi kehidupan dunia ini, sukses menjadi sosok pemenang dengan aji syukur yang mengantarkan mereka menjadi orang yang berkelimangan dengan kekayaan jiwa dan harta benda.

Dalam buku ini disebutkan, bahwa ada seorang pemuda yang ingin meminang seorang wanita yang merupakan rekan kerjanya sendiri sebut saja ‘Helina’. Namun dari kemampuannya yang serba rata-rata baik secara intelektual atau secara financial.  Ia merasa malu dan ragu akan kemampuan mempersunting Helina terlebih kemampuan yang bersifat financial, namun keteguhannya serta rasa syukur dan tabah akan godaan kenikmatan akhirnya ia berhasil mempersunting Helina sebagai istrinya. (hlm.71-85)

Orang yang bersyukur dalam setiap kejadian yang menimpanya mereka tidak akan pernah merasa miskin akan karunia dan nikmat tuhan, karena dalam kondisi apapun, mereka pasti sadar bahwa setiap hari dan waktu berjuta bahkan bermiliyar nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.

Selain itu bersyukur akan mengantarkan kita pada sifat tawakkal kepada Allah. Sehingga kemudian mendapat jaminan akan rezeki dari Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam surah Ath-Thalaaq ayat 2-3 yang artinya:“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”

Jadi sudah jelas bahwa energi syukur akan mengantarkan kita pada sabar kemudian dilanjutkan pada yang namanya tawakkal, dan pada posisi tawakkal inilah yang kemudian jarang sekali kemampuan otak manusia bisa menjangkau dan membacanya. Maka dari itu marilah jadikan rasa syukur itu sebagai wasilah untuk menuju kehidupan masa depan yang cemerlang baik secara spritualitas maupun secara financial.

Kehadiran buku yang berjudul “Rezeki Nomplok” ini, sangat membantu sekali terlebih bagi umat islam yang sedang mencari harta benda. Buku ini mengajak para pembaca yang budiman untuk belajar dari tokoh-tokoh sukses yang tetap menjadikan syukur sebagai semboyan dalam setiap dinamika kerjanya. Sehingga kemudian mereka tidak hanya sekedar kaya dari segi financial belaka tapi juga kaya batin dan jiwanya. Selamat Membaca.

____________________________
Judul buku       : Rezeki Nomplok   
Penulis              : Elie mulyadi
Penerbit           : PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit    : 2013
Tebal               : 227 halaman  
ISBN               : 978-602-9255-73-7
Peresensi         : Umar Faruk Fazhay, Mahasiswa Ekonomi Syariah IAI. Nurul Jadid (IAINJ) Paiton Probolinggo

dimuat dirimanews.com 25 Januari 2014


Jumat, 03 Januari 2014

Gadis Terpinang Sajakku

Inilah sebilah sajak yang kutulis
Dari sketsa wajah, yang terlukis dibalik garis tangan
Ada rasa yang beda diantara lipatan hari dan malam
Seperti jarak matahari yang begitu dekat sekali, dengan bumi
Lantas, menguapkan air laut, menggiring mendung dan menurunkan hujan
Entahlah! Aku semakin tidak mengerti dengan semua ini...

Tiba-tiba detak jantung soleha berdenyut kencang, ketika membaca sajak itu dia tidak mampu berkata sapatah pun, rasanya ingin terbang membelah langit menembus angkasa raya, tak menyangka bahwa baru kali ini ada pemuda yang berani mengirimnya sebuah sajak, aneh tapi penuh makna. Hal yang tak wajar dirasa, karena selama ini, memang tidak ada lelaki yang mencurahkan perasaannya dengan kata-kata, semuanya lebih condong terburu napsu, mengandalkan penampilan fisik dan harta benda. Mereka beranggapan bahwa soleha tidak ubahnya dengan perempuan lainnya, yang mata duitan, sehingga patut jika dari beberapa anak bangsawan dan orang kaya yang jatuh hati padanya, di tolak mentah-mentah oleh Soleha. Hatinya begitu lembut, terbukti bahwa kelembutan hatinya tidak bisa di sentuh oleh ketampanan, tahta dan harta benda.

Soleha merupakan gadis yang takwa kepada Allah, soleha merupakan cerminan gadis hiasan dunia yaitu al-mar’atus shalihah selain dia cerdas secara intelektual dan emosional dia juga cerdas secara spiritual, di tambah lagi dengan parasnya yang cantik menawan, membuat mata orang yang menatapnya, tidak akan mampu berkedip kala tersandung wajahnya. Siapa sih! cowok yang tidak bisa menaruh hati kala menatapnya?. Semua orang yang mengenalnya, ingin juga memilikinya. Soleha merupakan salah satu design ciptaan Allah yang paling sempurna, yang kelak akan bersaing  dengan bidadari di singgasana surga, tentu bukan hanya karena kecantikannya yang memikat tapi juga perangainya yang terbungkus dengan akhlak.

Sebenarnya siapa pemilik sajak itu? Mengapa dia hanya mengirim rasa? Bukan alamat atau pun nama. Sejak kedatangan sajak itu, yang dia terima dari Diana sahabat dekatnya, dia semakin tidak tenang, kadang sampai dalam rukuk dan sujud pun baris-baris sajak itu, hadir mengelabuhi ingatannya, sajak itu begitu melesap menembus dadanya, masuk lewat pori-pori lantas bersemanyam dalam relung hatinya. Ketika rasa penasaran mencekamnya terus-menerus akhirnya Soleha berkeinginan untuk menemui Diana dan menanyakan siapa si pemilik saja itu. Tapi setelah dia menemui Diana rupanya Diana juga tidak mengenal orang itu, Soleha semakin penasaran ingin segara mengetahui pemilik sajak itu.

Hari-hari Soleha, larut dalam rasa penasaran yang begitu mendalam, dia ingin segera menyingkap siapa sebenarnya pemilik sajak itu, mengapa dia tidak mencantumkan nama ataupun alamat, benarkah ini merupakan hukuman bagi seorang gadis yang mengecewakan seorang laki-laki lantaran menolak lamaranya?.
“Hai, Soleha ini ada kiriman sajak lagi” Diana membuyarkan lamunannya
“Ya, Terima Kasih, oia kamu sudah nanyak siapa nama dia?” Tanya Soleha
“O’O’,  maaf sobat, aku lupa, lagi! hehe.” Celetuknya
“Ya, sudah terima kasih”

Setelah Diana sudah lenyap dari hadapannya, perlahan soleha membuka amplop warna pink yang berisi sajak misteri itu, lagi-lagi jantungnya berdegup kencang, pikirannya melayang-layang antara membuka dan menutup kembali amplo itu....

Mungkinkah semua ini hanya sekedar ilusi,
 yang menyita malam-malammu yang sepi.
Bila kau bertanya tentang siapa aku?
Maka akulah orang yang selalu hadir, tanpa ruang dihatimu
Kemudian tiba-tiba datang membawa sejumput sajak
Lantas, mendeklamasikannya sebagai sajak pinangan

Lagi-lagi detak jantung Soleha, berdetak-detak laksana jam dinding pada sebuah suasana yang hening, kehadiran sajak itu adalah hal baru baginya,  lelaki itu sudah mampu menyita waktu dan menarik perhatiannya. Saat ini, ia sudah tahu siapa sebenarnya pemilik sajak misteri ini, dia adalah Dimas teman dekatnya sejak dulu, sejak masih duduk di Sekolah Menengah Pertama sampai sekarang. Dia orangnya baik, pintar dan juga tampan, namun selama ini memang Soleha tidak punya rasa apapun kecuali, kasih sayang sesama sahabat, yang ia tata dengan baik dan elok.

Kedatangan sajak kedua ini, melenyapkan semua tali keakrabannya dengan Dimas, saat ini ia tidak lagi berhubungan dengan Dimas, meski realitasnya Dimas sering nelpon dan sms dia, tapi Soleha tidak menghiraukannya, hari-hari berubah menjadi sunyi, sesunyi malam yang tanpa bintang dan rembulan, perasaannya seperti tercerabut oleh kepiawaian sajak yang ia kirim kepada soleha, disatu sisi kehadiran sajak misteri yang kemudian terungkap, telah membuatnya gerogi dan membuatnya tidak mampu lagi berkomunikasi dengan Dimas sahabat karibnya itu.

Sementara Dimas sendiri merasa salah tingkah dengan keputusan tersebut, ia merasa terburu napsu, tanpa harus perlahan menumbuhkan benih itu terlebih dahulu, baru kemudian menuainya, malam-malamnya tak lagi nyenyak, hari-hari tak lagi penuh dengan warna, ia tanpak murung dalam kamar, hanya satu hal yang selalu terlintas dalam pikirannya yaitu antara membiarkan dan menarik kembali kata hati (sajak) yang terlanjur ia kirim pada Soleha tersebut.
@@@
Beselang beberapa hari kemudian, ada sebuah pesan yang masuk di HP Dimas, yang tak lain pesan itu adalah dari Soleha. Dimas tercengang melihat pesan yang tiba-tiba masuk di HP-Nya tersebut. Ia takut bahwa pesan itu merupakan kabar buruk, yang nasibnya sama seperti para lelaki yang selama ini Soleha tolak pinangannya, disatu sisi ia ingin segera melihat keputusan atau tanggapan Soleha mengenai sajak pinangan tersebut, namun rasa cemas itu akhirnya hilang dikalahkan rasa penasaran yang mendekam selama beberapa hari yang lalu, Dimas memencet tombol untuk membuka pesan masuk tersebut, namun ternyata, didalamnya bukan berisi pesan biasa tapi juga berisi sajak liris, sebagai sajak balasan yang beberapa hari yang lalu ia kirimkan pada Soleha.

Setelah membaca sajak yang dikirim lewat sms oleh Soleha itu, akhirnya Dimas bernafas lega, sajak itu berisi jawaban dari sajak yang selama ini ia kirim kepadanya. Soleha ternyata menerima pinangannya, namun lagi-lagi rasa bahagia itu pupus seketika, yakni ketika Dimas memandang masa depan. Masa depan menuju pelaminan, mungkinkah ia mampu bersanding dengan soleha baik, secara dhohir atau batin. Sedangkan Dimas merasa sangat jauh sekali, kalau dibandingkan dengan Soleha yang serba sempurna baik secara kepemilikan harta benda, fisik, akhlak serta pengetahuan. Akhirnya Dimas membulatkan niatnya untuk mempersunting Soleha sebagai istrinya dengan beberapa resiko, yang kelak pasti menghadangnya.