Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Mei 2014 ~ MENYELAMI MIMPI

Jumat, 09 Mei 2014

Sujiwo Tejo; Relevansi Antara Tulisan dan Performa


 Setelah kemaren (01/05/14) mengikuti sarasehan budaya yang diselenggarakan oleh Gubenur BEMs Fakultas Syariah IAI Nurul Jadid dengan Tema: ”Selamatkan Anak Bangsa Dari Bahasa Lupa”. Saya bisa menyesuaikan antara buku yang dikarang oleh Sujiwo Tejo dengan performa Sujiwo Tejo yang juga sama-sama nyentrik. Pikiran saya semakin yakin bahwa Sujiwo Tejo merupakan dalang edang, dengan aksi-aksi panggungnya yang sangat nyetrik dan jenaka. Tidak jauh beda dengan tulisan-tulisannya. Baik dalam Wayang maupun Senggang yang rutin dimuat di harian Jawa Pos edisi minggu yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku oleh penerbit Mizan Pustaka dengan judul Lupa Endonesa Deui.

Sepintas membaca judulnya saja sudah tampak kenyentrikannya lebih-lebih dalam kata Endonesa yang seharusnya ditulis Indonosia. Jadi tidak salah jika kemudian Mahfud MD dalam kata pengantarnya memberikan judul ‘Sujiwo Tejo ”Carpet”  dan ”Carpag”.’ Sebuah kekhasan yang melekat pada diri Sujiwo Tejo yang tidak dimiliki oleh penulis, budayawan dan dalang yang lainnya. Mungkin benar jika saya katakan bahwa Sujiwo Tejo merupakan sosok dalang yang super jenaka, terbukti saat tampil mengisi Sarasehan Budaya di Auditorium IAI Nurul Jadid Kemaren.

Dalam buku ini, penulis mencoba menghadirkan format tulisan yang bernuansa budaya Indonesia asli. Hal ini sangat pas sekali momennya yakni ditengah gencarnya kesenian dari Korea, Amerika dan lain-lain yang menyusup dan membuat anak bangsa kesurupan dan menjelma orang asing di negeri sendiri. Sungguh sangat memperihatinkan sekali!. Padahal pendekatan budaya ini penting, terutama dalam berbangsa dan bernegara, sebab dalam sejarah politik dan ketatanegaraan, kita telah gagal membawa negara ketika menjadikan politik dan kemudian ekonomi sebagai panglima.

Pokoknya buku ini sangat unik dan menarik sekali dengan menghadirkan toko-toko ponawakan Gareng, Petruk dan Bagong semua terasa alami dan indonesia sekali. Terdapat banyak kritikan dan saran tentang segala hal dan peristiwa kontemporer yang terjadi di negeri kita ini. Pokoknya rugi kalau tidak membaca buku ini. Bagi anda yang tidak sempat membaca tulisan-tulisan Sujiwo Tejo di harian Jawa Pos hari minggu, buku ini adalah alternatifnya karena didalamnya memuat kumpulan tulisan-tulisan tersebut, yang juga merupakan lanjutan dari buku pertama dengan judul yang sama.

Membaca buku ini berarti sudah menyegarkan ingatan kita untuk bangkit dan mengingat Indonesia lagi. Namun sebaik-baik benda apapun pasti ada kekurangannya, yang tentu harus dikoreksi dan diperbaiki kembali. Karena tidak semua orang Indonesia tahu dan paham apa itu wayang, ponakawan dan siapa itu toko Gareng, Petruk dan Bagong. Dalam buku ini penulis tidak memberikan penjelasan mengenai semua istilah itu, sehingga menyulitkan pembaca yang tidak mengenal istilah- istilah tersebut. Selamat Membaca.

Judul buku  : Lupa Endonesa Duei
Penulis : Sujiwo Tejo
Penerbit   : PT Mizan Pustaka
Tahun Terbit : 2013
Tebal  : xviii+339 halaman  
ISBN   : 978-602-7888-96-8
Peresensi : Umar Faruk Fazhay

Dimuat di Wasathan.com 9 Mei 2014