MEMBONGKAR KAWAT DIPLOMATIK NEGARA

Revolusi dunia semakin melaju dan berkembang pesat, setelah hadirnya media informasi dan komunikasi internet yang serba high technology. Website salah satu komponen penting dalam internet, untuk menerbitkan pemikiran kita yang tidak mampu untuk membukukan dalam media cetak, keberadaan website ini sangat perlu bagi para jurnalis. Dengan website para jurnalis bisa lebih kreatif dan semangat lagi dalam berkarya, karena hal itu lebih mudah dan tidak menguras tenaga.

Belakang ini muncul situs yang terkenal dan paling disegani oleh dunia, yang kita kenal dengan nama wikileaks(situs paling berbahaya di dunia), situs yang membonkar kawat diplomatik yang diselewengkan oleh negara, wikileaks merupakan media elektronik yang diasuh oleh Julian Assange seorang hacker yang paling populer pada abad ini, yang melebih Mark Elliot Zuckerberg pembuat jejarng sosial facebook. Dalam majalah Time Amrik, dia berada pada urutan pertama dan berahak mendapat penghargaan, namun hak itu diurungkan lantara, disatu sisi julia assange adalah musuh Amerika.

Sepak terjang Julian Assange ini dalam dunia maya di ibaratkan sosok Robin hood, inilah kisah potret paling muakhir kisah pengusung suara keterbukaan melawan manipulasi informasi didunia yang masih ada ranjau sensor, ketertutupan dan kerahasiaan, merut salah satu komentator dalam buku ini.

Seyogianya perbuatan mungkar dimanapun pada akhirnya akan terbuka, seperti kata pepatah “sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh jua” dibalik itu juga kemungkaran kalau dibiarkan/tidak diungkap maka hal itu akan merajalela.

Ada beberapa ribu kawat diplomatik(dokumen-dokumen rahasia) yang telah diungkap oleh julian assange mulai dari kawat diplomatik Amerika, Arabsaudi dan sampai pada kawat diplomatik negara kita ini, sungguh naasnya.

Hal itu merupakan wanaca yang harus dibebarkan di mata masyarakat biar negara tidak bertindak sewenang-wenangnya dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Semua instansi manapun yang ada didunia maya, seperti twitter dan semacamnya enggan untuk menyanggah atau melecehkan wikileaks, karena takut diserang personel-personel hacker julian assange, pernah suatu ketika kartu ATM Assange diblokir oleh pihak bank, sebut saja Master Card namun setelah itu pihak bank tidak beroprasi selama 12 jam, lantaran diserang oleh hacker.
Menurut pihak keamanan jejaring internet situs wikileaks ini tidak bisa dimusnahkan, namun ada satu cara situs tersebut bisa dihapus di internet yaitu dengan memadamkan semua semua jejaring internet.

Maka dari itu pentingnya buku ini sebagai buku wajib, untuk mengenal sosok Robin Hood dunia maya bukan hanya sosok Robin hood didunia nyata yang pintar memainkan samurainya, dan beberapa hal menarik lainnya dalam buku ini, seputar petualangan Assange dari sejak masa kecil sampai sukses membobol kawat diplomatik itu. Hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, masih, melalui beberapa proses yang menjengkelkan, satu  hal yang penulis kagumi dari sosok Assange dia merupakan kutu buku yang punya IQ 170, saking ranjingnya kedunia internet dan membaca, waktu makanpun dia anggap mengganggu aktivitasnya. Keberhasilanya mengungkap kawat diplomatik  mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat se-dunia. Meskipun pada akhirnya kebencian orang yang diungkap rahasianya itu, menimbulkan polemik berupa tuduhan pemerkosaan, sampai akhirnya dia dijebloskan ke penjara, dan karena terbukti tidak bersalah dia dibebaskan kembali, dalam ceritanya Assange bersumpah tidak akan berhenti untuk membocorkan kawat diplomatik itu samapai dia mati.

Sungguh sepak terjang yang luar biasa, untuk menuju kesuksesan tidak hanya uang yang dapat diandalkan tapi semua itu butuh perjuangan, dan proses yang menjengkelkan, maka dari itu bacalah buku ini niscaya akan ada rangsangan pada jiwa kita, karena kemunculan kawat diplomatik neraga itu, menghanguskan jenggot kepala negara itu sendiri.selamat membaca

Judul    : Wikileaks (situs paling berbahaya didunia)
Penulis     : Haris Priyatna
Penerbit    : Bandung, Mizan
Cetakan    :Pertama, Maret 2011
Halaman     : 240
ISBN         : 978-979-433-611-3