Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Di Gerbong Menuju Rel Kepulangan ~ MENYELAMI MIMPI

Minggu, 01 Juli 2012

Di Gerbong Menuju Rel Kepulangan

Karut-marut serta gejolak suasana telah mencuramkan seisi gerbong kreta, rasa was-was yang menyelubung seisi jiwa telah terlumat penantian yang begitu gersang dan membosankan, langkah kaki terpatah secara tiba-tiba, menyapukan seluruh mata ke segenap penumpang yang berjejal menunggu kedatangan gerbong kreta.

Dimanakah anak itu? Sempat terjadi percakapan antara suara batinku, barusan kelihatannya di berjalan ke-utara, menerobos antrian penumpang, melewati ABG-ABG yang sedang asyik dugem itu, kemanakah dia gerangan, mungkinkah dia sudah lenyap dalam pelukan ABG-ABG itu, tidak ah! Ketusku, mungkin dia sedang ke-WC, tapi ko’ lama banget ya kalau memang dia ke-WC

Tak puas hanya dengan pandangan akupun segera mengampiri tempat diamana batang hidungnya lenyap, tampa memperdulikan peruit kreta yang menandakan bahwa kreta akan segera tiba, para penumpangpun berdesakan antri meluruskan barisan dengan pintu masuk menuju gerbong kepulangan.

Akupun berlari kecil, sejurus kemudian aku meliahat batang hidungnya,
“Kemana saja kamu Ris?”tanyaku
“Aku masih buang air besar Ruk”jawabnya
“Ayok..cepetan kretanya sudah datang tuch!” 
“Iya, aku masih mau pasang sepatuku dulu”
“Oke, aku tunggu disana ya”
Kulihat para penumpang, yang sudah lama menunggu sudah memancarkan senyum sumringah dari bibirnya, mereka menyesaki pintu masuk gerbong kreta itu, aku bingung tujuh keliling,  pontang sana pontang sini mencari petugas kreta tersebut. Setelah kudapati petugas kreta tersebut akupun menanyakan pada dia.
“Permisi pak”
“Iya dek”jawab bapak itu
“Kalau gerbong nomor satu yang mana ya pak”
“O, yang sebelah situ dek”seraya bapak itu menunjukkan jari-jarinya
“Makasih pak”
“Iya, sama-sama”
Akupun bergegas mengajak waris, untuk ikut dan masuk kedalam gerbong dimana bapak itu menunjukkan jari-jarinya, dan menyuruh dia untuk ikut dibelakangku, setelah aku berhasil masuk kedalam gerbong kreta itu, akupun mencari angka yang cocok dengan nomor yang ada ditiketku, sejurus kemudian kudapati tempat duduk yang sama dengan yang ada ditiketku, dengan nomor 15 A, tempat duduk sudah kutemukan tapi kulihat waris masih belum tampak batang hidungnya, dimana anak itu ya? Batinku bertanya-tanya, tapi alhamdulillah tak lama kemudian dia tempak batang hidungnya.
“Disini tempat duduknya mas”tanya ibu paru baya itu
“Iya, bu’ “jawabku
“Silahkan duduk, mas”seraya dia mengusir orang yang duduk ditempat duduk itu, “Tolong pindah mbak, soalnya nomor kami disini, kita sudah menggantikan nomor mbak”. “tapi, kan nomor aku disini juga bu’” sempat terjadi percekcokan sama penumpang yang sebelumnya.”Iya, tapi kan nomor kamu sudah kita ganti” begitulah sekilas pertikaian antara penumpang itu.
“Nomor, kamu berapa Ris?”tanyaku pada waris
“16 C” jawab dia
“Berarti, tempat dudukmu juga disini”
“Ayok, silahkan duduk?”ajakku
“Iya, makasih”

Setelah orang yang sebelumnya duduk ditempat duduk yang kutempati itu sudah pindah, akhirnya gerbong kreta itu sepi tak ku dengar lagi suara percekcokan antara ibu yang ada disampingku, semua diam dan membungkam diri, tapi sebentar kemudian setelah pedangan asongan yang humoris serta piawai dalam mempromosikan barang dagangannya, gerbong itu kembali penuh dengan senyuman, semua penumpang tertawa terpingkal-pinkal mendengar kata-katanya saat mempromosikan barang dagangannya, kretanpun berjalan dengan semestinya, setelah kreta itu sudah berhenti, distasiun-stasiun tertentu, rasa getir dan cemas menyelubung dijiwaku, kreta itu berhenti tepat diatas jembatan yang dibawahnya itu kali yang kurang lebih kedalamnya sekitar 10 meter, semua penumpang bertanya-tanya. Kenapa kreta itu berhenti tampa sebab? Semua penumpang cemas tak hanya penumpang yang baru naik kreta seperti aku, ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah biasa naik kreta itu juga ikut merinding bulu kuduknya, karena memang tak biasanya kreta itu berhenti pas diatas jembatan itu, setelah kurang-lebih lima menit kreta itu berhenti diatas jembatan itu, akhirnya kreta itu bergerak menarik-narik gerbongnya, akhirnya rasa cemas yang memenuhi pikiranku itu hilang, lebih-lebih kecemasan yang membawa pikiranku pada kecelakaan yang menimpa penumpang pesawat sukhoi superjet 100 itu, aku ingat pada kecelakaan pesawat sukhoi itu yang mayoritas penumpangnya adalah baru kali pertama naik pesawat terbang.

2 komentar: