Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Pacaran: Jalan Lurus Menuju Perzinahan ~ MENYELAMI MIMPI

Selasa, 26 Juni 2012

Pacaran: Jalan Lurus Menuju Perzinahan

Fakta dilapangan menunjukkan, kalangan mudi-mudi sekarang sudah banyak yang menghalal perbuatan haram, dan mengharamkan perbuatan halal. Kita tahu bahwa sekarang idola yang dianut oleh para penerus bangsa (muda-mudi) bukan para nabi, sahabat, tabiin dan ulama’ tapi, artis yang sudah berpakaian tidak layak murut pandangan syariat islam.  

Pacaran sudah dijadikan tali pengikat untuk berbuat sebebas-bebasnya, pegangan tangan, ciuman, pelukan sampai pada pelepas tali keperawanan, naudzubilla min dzalik. Padahal dalam Al-qur’an Allah berfirman jangan mendekati zina, mendekati zina saja sudah dilarang apalagi apalagi melakukan zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan hina.
    
Kalau menurut survei penulis salah satu penyebab budaya pacaran itu sampai dilingkungan kita adalah meningkatnya tayangan-tayangan sinetron yang bernuansa pacaran yang tidak islami, maksud penulis dalam busana dan semacamnya sudah mengacu pada barat, mereka lebih suka mempertontonkan semua auratnya demi meningkatkan dan memperlihatkan kecantikannya, sehingga para penonton khususnya muda-mudi ingin sekali meniru dan mempraktekan dalam kehidupannya. Buktinya sudah banyak diantara mereka yang sudah biasa mengumbar/ membuka auratnya didepan orang yang tidak sah baginya(muhrim).
    
Lah! Ketika hal tersebut terjadi, bagaimana dengan  penerus bangsa kita? Bisahkan kita memperbaikki negri ini?. Negri yang sedang mengalami kebobrokan dari segala aspek ini. Rasanya sulit sekali mengubah keadaan yang karut-marut ini sedangkan penerus bangsanya lagi sibuk dengan yang namanya cinta, ketimur kebarat cari mangsa.
    
Sisi negative pacaran, biasanya remaja yang sudah making love atau kita kenal dengan  sebutan pacaran, malas bekerja, dekat dengan handphone dan cendrung berfoya-foya. Sulit sekali atau bisa dianggap bisa gak membuahkan mamfaat pacaran tersebut , kadang kita menganggap pacaran itu buat penyemangat dalam belajar tapi kenyataannya waktu belajarpun habis dibuat curhat pada pacar. Tidak hanya itu saja yang menjadi korban waktu luang untuk membantu orang tuapun kadang habis dibuat curhat sama pacar,  yang paling ironis lagi kalau sampai lupa waktu solat.
   
 Benerkah anggapan tersebut?, sementara kita tidak bisa memilah dan mementingkan waktu belajar. Bagaimana kita bisa sukses?, sementara kata penulis novel Bumi Cinta Kang Abik tanda-tanda orang sukses di akhir perjalanannya adalah kembali kepada Allah diawal perjalanannya. Sudahkah kita kembali kepada Allah? Benarkah pacaran untuk menyemangatkan belajar? Say no to do  that!
   
Tak ada pacaran dalam islam,! yang ada cuman hitbah. Hitbah adalah sekedar tanda atau lamaran pada seorang perempuan sebagai calon istrinya. Tapi dalam hitbah tidak se-wenang-wewangnya, mentang-mentang sudah dihitbah dan mendapat restu dari orang tua jalan bareng, tidur bareng, lah! Inilah contoh salah satu perubahan peradaban dan penghancur hukum syariat islam, bagaimanapun lamaran atau hitbah itu bukan menjadikan kedua pasangan itu syah ciuman, pelukan dan semacamnya, hitbah itu cuman tanda dan bukan akad nikah, atau yang sudah familiar dengan sebutan tunangan.
    
Jadi bagaimanapun tetap dosa melakukan hal yang sudah dilarang syariat tersebut, karena banyak cara saat ini yang dilakukan pemuda untuk merengut mahkota keprawanan seseorang dengan modal tunangan. Karena sesungguhnya orang yang sayang atau cinta pada suatu benda maka dia tidak akan merusak benda tersebut, bahkan akan melindungi dan menjaga benda tersebut dari kerusakan, bukan sebaliknya mau menghancukan.
    
Dosa terindah, selain itu yang perlu penulis sampaikan adalah kata-kata “dosa terindah” itulah kata muda-mudi kita sekarang, dan perlu penulis tegaskan bahwasanya tidak ada dosa yang indah semua dosa itu menyakitkan, karena sesungguh dibalik dosa itu ada adzab atau siksaan Allah yang begitu menyakitkan, jadi kalau kita sudah menganggap, melakukan ciuman, pelukan diluar ikatan pernikahan itu sudah dianggap dosa terindah maka kita secara tidak langsung menganggap siksaan Allah tidak sakit maka secara tidak langsung orang tersebut telah lepas dari tali islam. Naudzubillah mindzalik, karena pada saat ini sudah banyak orang yang se-enaknya berkata tapi, mereka tidak tahu bahwa kata-kata yang mereka keluarkan bisa mengeluarkannya dari agama Islam.
    
Begitulah perlunya kita mengontrol lidah kita dalam setiap pembicaraan kita, karena benar kata pepatah “lebih baik tergelincir kaki dari pada tergelincir lidah” selain itu banyak orang-orang yang celakan atas ulah lidahnya. Karena banyak kejadian yang merengut nyawa seseorang akibat orang tersebut tidak bisa mengontrol lidahnya dalam berbicara. Wallahua’lam bissawab
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar