Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Guru, Wanita dan Prefosionalisme ~ MENYELAMI MIMPI

Selasa, 26 Juni 2012

Guru, Wanita dan Prefosionalisme

Menjadi guru professional merupakan dambaan bagi setiap guru, guru prefosional bukan guru yang mempuyai gelar S.Pd.I, S.Ag, S.Si, M.Pd dan lain sebagainya bukan pula orang yang sudah mejabat sebagagai pejabat negri sipil, (PNS). karena dalam hal tersebut masih banyak praktek negosiasi atau yang lebih lumrah dikalangan masarakat dengan sebutan  sogok-menyogok.

Kadang kendati orang tersebut bodoh dan tidak pantas menjadi seorang guru dia diangkat dan diterima menjadi PNS, karena begitulah keadaan negri yang sedang karut-marut ini, ibarat pohon yang sedang  dimakan rayap dari batang pohonnya, jadi mau tidak mau rantingnya akan rapuh dan roboh juga. rasanya uang sangat berkuasa, buktinya hukuman yang diberikan antara kepada rakyat jelata dan pejabat negri tidak sama.

Terus bagaimana untuk memperbaiki sistem yang sedang ambruk dan kerontan ini? dalam hal ini pertama kita membutuhkan penanaman jiwa prefosionalisme pada setiap diri guru, kita, khususnya bagi pemeran guru dibumi pertiwi ini harus benar-benar menjadi seorang yang profesional, baik dalam penguasaan materi, kedisiplinan jam masuk kelas, dan kerapian semuanya harus prefosional. buatlah murid-murid yang kamu ajari ketagihan dan usir rasa ngantuk yang selalu mencoba hinggap dalam ruang kelas, baik dengan guyon, cerita-cerita koyol dan berusahalah menampakkan wajah humurisnya. karena menurut sudut pandang penulis guru yang humoris lebih cendrung disukai oleh murid-muridnya.

Tapi yang sangat ditekankan adalah dalam dalam penguasaan materi yang akan di ajarkan atau dibagikan kepada siswa ataupun siswi tersebut. seperti halnya kita ketahui salah kemajuan pendidikan disebuah Kabupaten Kediri, Kecamatan Pare dan orang mengenalanya dengan sebutan kampoeng inggris, Pare merupakan objek belajar bahasa inggris yang pelajarnya dari seluruh pelosok dan kota yang ada di nusantara seperti; Bali, Kalimantan, Sulawesi, Cerbon, Makasar, Semarang, Nusa Tenggara Barat (NTB), Madura, Jakarta dan Bandung.

Terus apa yang membedakan anatara belajar atau kursus di Pare dan di tempat lain, yang membedakan adalah ke Prefosionalan seorang guru yang mendidik disana, rata-rata tutor atau pendidik yang mendidik masing-masing peserta kursusnya disana sudah learn by heart atau sudah hafal diluar kepala, masing-masing tempat Kursus berbeda beda ada yang fokus pada bidang grammar  bahasa Inggris, ada yang fokus pada speaking, ada pula yang pronunciation , translation dan reading.

Semua beda-beda dan tentu dapat diuji ketangguhannya dalam berbagai bidang masing-masing, tapi selain dari guru murid dan orang tua juga harus mendukung penuh dalam kesuksesan pendidikan anak-anaknya. saya tegaskan bahwa menjadi guru yang prefosional itu tidak hanya menjadi guru yang setiap hari mengajar disekolah, guru itu tidak hanya yang mempunyai gelar ini dan itu, bisa jadi kita sebagai guru atau figur dari anak-anak atau masyarakat disekitar kita.
   
Nabi pernah bersabda bahwa surga itu ada ditelapak kaki ibu, maksudnya adalah betapa pentingnya seorang ibu dalam kesuksesan sebuah keluarga, ketika setiap ibu rumah tangga itu sudah menjadi seorang guru yang prefesional maka akan menuai masyarakat yang aman dan damai, selanjutnya negarapun akan ikut sejahtera.
   
Memang penulis menyadari bahwa menjadi seorang guru yang prefosional itu tidak semudah seperti mengedipkan mata atau membalikkan telapak tangan, kita butuh learning process, kita butuh tali penguat iman dan islam, kita butuh tingkat kesabaran yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita untuk menjadi seorang guru yang profesional tapi, penulis yakin kalau semua hal itu kita kembalikan pada Allah maka sesusah apapun kita akan bisa melaluinya dengan tulus dan ikhlas, sampai akhirnya kita akan menuai kesuksesan, jangan kwatir karena Allah akan bersama kita. ingatlah kata-kata Kang Abik dalam buku Bumi Cintanya, salah satu tanda kesuksesan seseorang dalam akhir perjalanannya adalah kembali kepada Allah diawal perjalanannya.
   
sebagai contoh figur sosok wanita yang Ideal yang saya ketahui setalah saya membaca bukunya yang berjudul “Melukis Pelangi”  dia adalah Oki Setiana Dewi yang pernah berperan sebagai Ana Althafunnisa’ dalam Film Ketika Cinta Bertasbih dari karya novelis fenomenal nomor satu pada saat ini Habiburrahman El-Zhirasy (Kang Abik). Sungguh kisahnya menyentuh hatiku. Oki yang  awalnya adalah wanita biasa dan tentu bertalenta sejak dia dari TK, SD, SMP dan SMA dia sudah memenangkan lomba dan selalu menjadi bintang kelas disekolahnya. setelah berumur 16 tahun dia punya inisiatif untuk pindah sekolah ke Jakarta untuk mencapai cita-cita menjadi seorang artis terkenal setelah dia memenangkan beberapa macam tingkatan dari cabang lomba Fashion show, dan tentu kesuksesan yang dia peroleh sampai namanya tenar di Batam tersebut dimulai dari kegagalan-kegalan yang akhirnya menuai kesuksesan.
   
Singkat cerita setelah dia di izinkan oleh orang tuanya untuk pindah sekolah ke Jakarta diapun mendapat ujian yang begitu berat, yang sampai akhirnya mendatangkan hidayah untuk hijrah dari buka aurat ke tutup aurat yakni berkrudung, Allah mencoba dia dengan memberi penyakit kepada ibunda tercintanya sampai hatinya benar-benar luluh dan rapuh dalam hidayah Allah tersebut. Diapun melepaskan sayap yang di diakenakan untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang artis. berkali-kali dia ditolak dan ditawari memain film sebagai pemeran utama karena dia sudah mengenakan krudung. sampai kata-kata kotor, cacian dan makian dari produser atau sutradara pun dia terima, tapi dia mengelak saja karena sekaya apapun atau setenar bagaimanapun dia tidak akan bahagia tampa seorang bunda tercinta disampingnya, karena hanya Allahlah Maha sutradara tersebut, salah satu perkataan yang Oki selalu ingat dan juga disebutkan dalam bukunya tersebut adalah, salah satu perkataan produser yang memaksa dia untuk memainkan film dalam aurat terbuka, dia mengatakan bahwasanya kamu tidak akan pernah bisa jadi apa-apa dengan jilbabmu.
   
Dan mengapa pada akhirnya nama Oki Setiana Dewi Bisa tenar seperti saat ini, dia bisa jadi artis terkenal diseluruh bumi pertiwi ini, lebih jelasnya bisa membaca buku Oki yang berjudul “Melukis Pelangi” karena penulis yakin jika bisa meresapi akan terharu dan bangga atas kerudung yang telah menutupi aurat para kaum hawa tersebut, dan perlu pembaca ketahui kesuksesan seorang Oki ini tidak lain karena ada sosok guru profesional dibelakangnya yaitu ibunda tercinta beliau yakni Yunifah Lismawati yang selalu mendidiknya di waktu usianya dininya.
   
Penulis tegaskan kembali bahwa belajar untuk menjadi guru prefosional tidak harus bercita-cita menjadi guru yang mengajar disekolah-seolah tapi belajar untuk menjadi seorang guru yang prefosional bisa dengan mentranformasikan kepada saudara, tetangga dan sampai pada anak-anak kita kelak. karena tidak mungkin kita akan hidup sendiri dan pula karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berguna bagi manusia lainnya. Wallahu a’lam
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar