Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur Konflik Dan Gagalnya Reformasi Pendidikan Di Sampang ~ MENYELAMI MIMPI

Kamis, 30 Agustus 2012

Konflik Dan Gagalnya Reformasi Pendidikan Di Sampang

Konflik keyakinan beragama kembali terjadi tepatnya di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur,  konflik yang dipicu oleh salah satu masalah keluarga Rois dan Tajul kakak beradik yang keduanya merupakan salah satu pengasuh pesantren di kabupaten Sampang.

Menurut Said Aqil Siradj perkara ini dipicu oleh persaingan antar saudara atau keluarga. Bisa dalam bentuk perebutan pengaruh, santri, pesantren ataupun wakaf. Bahkan kemungkinan besar konflik itu ada yang memprovokasi sehingga dapat menyebar dengan cepat. "Jadi tolong dipahami mari lokalisir ini menjadi sebatas konflik keluarga," katanya

konflik tersebut telah menyita perhatian public, meski Sebenarnya konflik kenyakinan beragama tersebut, pernah terjadi pada tanggal 29 Desember 2011 yang lalu, tapi pada hari Minggu tanggal 26 Agustus 2012, konflik tersebut kambuh dan memanas kembali, sampai harus ada satu nyawa yang melayang.

Komisioner Komnas HAM, Saharuddin Daming, dalam dialog bersama Pro3 RRI mengatakan banyak faktor yang melatari belakangi insiden yang menyebabkan satu orang tewas itu diantaranya adalah dendam yang memuncak. "Kita memperoleh  data awal bahwa bentrok banyak intrik berlatar belakang dendam, dan yang paling mendukung adalah hipotesis kita kepada persoalan kebencian terhadap kelompok yang disinyalir penyebar  aliran yang dianggap sesat,” kata Saharuddin Daming, Selasa (28/8).
   
Sampang gagal mereformasi pendidikan
Benarkah terjadinya konflik yang membuat nama Indonesia tercoreng dimata dunia, merupakan gagalnya reformasi pendidikan di kabupaten Sampang? Kalau menurut Kusnadi, SH. M.Hum Wakil ketua Komisi A/F PDIP DPRD JATIM dalam sebuah orasinya di TVRI, menjelaskan bahwa salah satu foktor terjadinya konflik tersebut juga di dasari oleh reformasi dalam bidang pendidikan yang belum terpenuhi.

Banyak masyarakat Sampang yang masih buta akan pluralisme agama serta semboyan binneka tunggal ika. Adapun pengertian dari pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula. Sedangkan makna dari bhinnika tunggal ika itu sendiri adalah berbeda-beda tapi tetap satu.
Gagalnya reformasi pendidikan menyebabkan masyarakat terlalu ambisi, dan tidak mendengar informasi tentang pluralisme agama dan semacamnya, sehingga menurut keyakinan mereka apabila ada hal-hal yang tidak sama dengan keyakinan mereka, mereka anggap sesat dan menentang. Apalagi keyakinan tersebut sekarang sudah banyak yang diperjual belikan serta dihubung-hubungkan dengan politik,  harta  dan tahta yang kian membutakan umat manusia. 

Maka dari itu perlu kiranya, mengimprovisasi pendidikan  dalam setiap daerah, karena penulis yakin kalau pendidikan dalam setiap daerah sudah berjalan dengan optimal negri ini akan bersih dari bentrok terlebih dari kemiskinan, sehingga tercipta masyarakat yang berpegang teguh pada semboyan dan toleran.

Optimalisasi reformasi birokrasi di Sampang
Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat.

Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.

Dengan melihat, menimbang dan mengoptimalkan reformasi birokrasi di kabupaten Sampang, penulis yakin Sampang tidak akan lagi kecolongan serta tidak akan terulang lagi konflik yang telah mencorengkan nama baik Sampang Khususnya, serta Indonesia umumnya. Apabila aparatur pemerintah serta pegawai negri sipil lainnya, bekerja dengan professional maka insyallah akan tercipta Sampang yang Bersih, Agamis, Harmonis, Aman, Rapi dan Indah. (SAMPANG BAHARI).

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar