Sebuah
organisasi tidak jauh beda dengan yang namanya anatomi tubuh manusia yang
fungsinya saling melengkapi satu sama lain. Kepala kita yang berfungsi sentral
dalam tubuh kita, tidak akan pernah berfungsi sempurna manakala salah satu
diantara bagian tubuh kita ada yang sakit. Pasti yang namanya kepala akan
merasakan sakit yang diderita anggota tubuh. Sebaliknya jika kepala sendiri
yang sakit seluruh bagian tubuhpun tidak akan pernah berfungsi dengan optimal.
Selain itu, para
pakar organisasi mentakrif organisasi sebagai segala bentuk persatuan
atau perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan dimana
seseorang terjun, bersusah payah untuk meraihnya. Sehingga kemudian banyak
diantara lembaga pendidikan membentuk sebuah organisasi yang dijadikan wahana
utama dan sebagai bekal pembelajaran bagi para anak didiknya ketika kelak
terjun ditengah-tengah masyarakat.
Hidup dalam
sebuah organisasi berarti kita telah belajar hidup bermasyarakat, belajar
memahami sifat, krakter dan kepribadian orang lain. Dengan berorganisasi
berarti kita sudah memasuki langkah awal untuk berkabung dalam kegiatan sosial,
mengabdikan diri pada masyarakat. Serta membebaskan diri dari kungkungan
individualisme, acuh tak acuh dan sombong.
Sebab itulah kemudian
pesentren kita tercinta ini, memformulasikan panca kesadaran santri kedalam lima bagian yang meliputi kesadaran
beragama, berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta kesadaran
berorganisasi sebagai puncak dan motor penggerak dari beberapa panca kesadaran
santri yang lainnya.
Salah satu
alasan dirumuskannya kesadaran berorganisasi, karena selama ini umat islam
hanya bangga dengan jumlahnya yang mayoritas. Mereka tidak pernah memperhatikan
kelemahan yang terdapat pada tubuh umat islam itu sendiri. Sehingga daya saing
dalam pengembangan pendidikan, ekonomi, budaya dan politik nihil dan
memperhatinkan.
Hal tersebut
yang kemudian berimplikasi pada lambatnya pengembangan sumber daya manusia
(SDM). Berangkat dari fakta itulah kemudian pesantren yang merupakan lembaga
pengembangan ilmu pengetahuan keislaman, tidak pernah surut untuk memotivasi
para santrinya untuk ikut andil dalam berorganisasi.
Sementara Islam itu
sendiri menghendaki organisasi yang kuat dan handal, barisan yang teratur
seperti bagunan yang kokoh ( بنيان مرصوص )
sebagaimana terdapat dalam QS. As-Shaff : 4, kita ingat pula
statemen Sayyidina Ali ra, “kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan
kebaikan yang tak terorganisir”.
Dari beberapa uraian
diatas jelas bahwa terjun dalam sebuah organisasi merupakan merupakan kebutuhan
mendesak yang perlu segera kita tangani, untuk memperbaiki citra umat islam
kedepan. Adanya pola hubungan yang baik antara satu bagian dengan bagian yang lainnya,
yang tentu mengedepankan komunikasi dan koordinasi dalam menjalankan
aktifitasnya, merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan bersama kelak dimasa
depan.
Karena
tanpa kita sadari adanya teori modern sekarang: Planing, Organizing,
Activiting and Controlling, telah banyak dilakukan oleh Nabi Saw. Begitupun
dengan organisasi yang baik telah banyak Beliau contohkan baik itu dalam
pembentukan Negara Madinah dan dalam berbagai startegi perang yang pernah
beliau pimpin. Semua itu berjalan dengan baik dan lancar. Selamat
Berorganisasi!
dimuat di Buletin KAMAL