Welcome to farukfazhay.blogspot.com, blog ini diasuh oleh Umar Faruk Fazhay asal Jl. Raya Sawah Tengah Robatal Sampang Madura Jawa Timur PESANTREN SEBAGAI BENGKEL MORAL REMAJA ~ MENYELAMI MIMPI

Kamis, 14 Februari 2013

PESANTREN SEBAGAI BENGKEL MORAL REMAJA


Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan besar bagi umat manusia, terlebih bagi remaja yang berstatus siswa ataupun  mahasiswa. Toh meskipun realitasnya ada sisi positifnya juga, namun tidak menurut kemungkinan dari sekian dampak positif yang ada bisa jadi dampak negative lebih dominan. sekalipun ada yang mengatakan bahwa manusia yang hidup pada era multi media ini, tampa di imbangi dengan kemajuan ilmu teknologi maka tidak akan seimbang alias hampa dan alpa.

Namun kalau kita kembalikan pada realitas sosial, hadirnya teknologi itulah yang merusak keseimbangan manusia, adanya teknologi mereka lebih condong yang instan dan tak mau bersusah-susah mengikuti bola yang di dalamnya itu terdapat “Proses”, yang mana hal itu merupakan wasilah untuk mencapai sebuah cita-cita, sangat tidak rasional jika kita ingin kaya tidak bekerja atau ingin pintar tidak belajar.

Sebenarnya dalam hal ini penulis tidak bermaksud untuk mengkambing hitamkan teknologi, karena menurut beberapa literatur yang telah dibaca penulis misalnya dalam bukunya O. Solihin dijelaskan bahwa teknologi itu ibarat pisau yaitu bermata dua pertama dari segi mamfaatnya seperti; untuk memotong buah-buahan terus dari buah itu kita bisa mengambil mamfaatnya atau bisa saja dari segi negatifnya seperti; di gunakan untuk membunuh orang dari membunuh tersebut kita bisa terkena modhoratnya bisa disimpulkan bahwa antara positif dan negative punya  feedback masing-masing, semuanya dikembalikan pada pihak pengguna.
         
Remaja dan Seksualitas
Perbincangan seksualitas  sudah tidak dianggap tabu lagi, perkembangan modernitas yang begitu cepat dengan dimotori teknologi dan ilmu pengetahuan. Media yang merupakan salah satu dari kemajuan teknologi tidak segan-segan lagi membicarakan menjadi rubrik tetap berbagai media, baik elektronik maupun cetak. Sekarang masyarakat sudah tidak tabu lagi membicarakan seksualitas di depan publik. Sebab arus informasi dari media begitu kencang tentang seksualitas disinyalir menjadi penyebab pola prilaku dan interaksi sosial kearah yang sangat jauh dari moral. Kuhusunya para remaja, mengingat remaja sangat rentan dan aktif dalam prilaku seksualnya. Pun, dengan adanya pengaruh kuat blue film dan majalah yang beraroma pornografi, trend hubungan sek bebas dan lain sebagainya.

Perkembang teknologi yang kian hari kian canggih, sudah menjadi rahasia umum dunia maya atau internet menjadi sarana dan fasilitas yang memberi kemudahah untuk mengakses informasi. Dengan jangka waktu seper sekian detik, web search engine dapat menampilkan jutaan lembar untuk dibaca, diakses bahkan di download. Akan tetapi apabila key word yang dimasukkan tentang seksualitas, pengguna sudah disuguhi beribu pulihan bahan cuci mata, video porno, gambar bugil, adegan asusila dan kesemuanya ditawarkan oleh kecanggihan teknologi. Dalam kontek riilnya, masyarakat juga disuguhi berbagai macam acara lewat berbagai media seperti internet, redio, televise, media cetak, yang mempengaruhi konsumennya

Ironisnya, pemerintah kurang tegas dalam menangani masalah tersebut, terbukti dengan tidak adanya konsisten dalam media massa di Indonesia, walau sudah tertera dalam UU RI No  40 tahun 1999 pasal 32 ayat 1 “ program atau promo yang mengandung muatan adegan kekasan secara dominan, atau mengandung kekerasan ekplisit dan vulgar hanya dapat disiarkan pada jam tayang yang mana anak-anak pada umumnya sudah tidak menonton televise, yakni pukul 22.00-30.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menanyangkan”. Tetapi pada prakteknya hasil analisis media masih saja menemui pelanggaran batasan tersebut, karena tersandung upaya sensor tanpa ada control yang massif terhadap kebijakan tersebut

Dampaknya adalah remaja kita, dimana-mana remaja yang di perbincangkan, remaja yang membawa keonaran, meskipiun kenyataannya masih ada segelintir remaja yang mampu mengendalikan napsunya. Dari realita yang ada aksi tidak bermoral yang dilakukan oleh para remaja itu di dasari oleh beberapa latar belakang yang bervariasi, penggunaan teknologi yang tidak semestinya, pengaruh lingkungan hidup, ekonomi, dan bahkan pendidikan moral yang mulai dipertanyakan.

Permasalahan yang perlu kita kaji dan tala’ah ulang adalah mendominasinya dampak negative dari pada pesatnya perkembangan teknologi itu, yang mana hal tersebut berimbas pada degradasi moral atau etika. Ketika moral remaja sebuah bangsa itu rusak maka jangan harap bangsanya akan maju dan berkembang

Sekilas flashback pada Era Jahiliyah dimana didapati; amoral, ketidak adilan, ketidak manusiawian,deskriminasi dan lain sebgainya. Hal tersebut sangat ironis sekali, sehingga kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad untuk memperbaikki kerusakan yang terjadi dibumi, sebagaimana telah beliau sabdakan “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak(moral)” sebenarnya sabda Nabi itu sangat kontektual sekali, karena dalam hal tersebut tidak hanya beretika sesama manusia saja tapi kepada seluruh yang ada di Alam ini, meliputi Manusia, hewan dan tumbuhan, sehingga lumrah di kalangan umat islam terutusnya Nabi adalah sebagai Rahmatal lil alamin (Rahmat bagi semesta alam)

Untuk itu pesantren hadir di tangah-tengah kita, selain mencetak anak didik yang tafakku fiddin, berwawasan luas juga mencetak anak didik yang berakhlakul karimah, sehingga lumrah dalam dunia pesantren dengan sebutan bahwa pesantren sebagai bengkel moral, karena memang tidak ada lembaga lain yang memang inten, mengayomi anak didiknya dalam perbaikkan moral, kecuali pesantren. Apalagi pesantren yang mempunyai semboyan “kesopanan lebih tinggi nilainya dari pada kecerdasan” sungguh besar jasa pesantren bagi bangsa ini, makanya orang tua yang sadar dan tau tentang kemorosatan moral remaja saat ini, melarikan putra-putrinya kedunia pesantren, yang tujuan utamanya adalah membina akhlakul karimah. Wallahu a’lam bimuradihi (*)  
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar