Judul            : Tobat Itu Nikmat 
Penulis         : Asy’ari Khatib 
Penerbit       : Zaman
Cetakan        : I, 2013
Tebal             : 180 halaman
ISBN             : 978-979-024-337-8
Dalam kamus bahasa Arab, kata tobat mempunyai arti al-rujû’ min al-dzambi yang artinya “kembali dari perbuatan dosa”. Di dalam hadist disebutkan bahwa al-nadmu taubatun
 “penyesalan itu manifestasi tobat”. Orang yang bertobat kepada Allah 
adalah kembali kepada Allah dari perbuatan maksiat dengan taat 
kepada-Nya. Jadi menurut Abu Mansur, asal dari kata tobat adalah kembali
 kepada Allah. yakni ketika seorang hamba telah bertobat kepada Allah, 
maka Allah akan kembali menerima hamba-Nya dengan pemberian ampunan.
Jika
 melihat dari penjelasan leksikal yang telah diuraikan di atas, maka 
dapat diketahui bahwa kata tobat selalu dikaitkan dengan kata dosa dan 
maksiat. Seakan perbuatan bertobat merupakan satu konsekuensi yang 
dilakukan hanya untuk hamba yang melakukan perbuatan dosa  dengan 
meninggalkan Allah dan melanggar perintah-Nya karena telah melakukan 
perbuatan maksiat dan dosa. Dengan penuh kesadaran  dan penyesalan atas 
perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukannya kemudian ia berkeinginan 
untuk kembali kepada Allah dengan penuh ketaatan.
Dalam
 buku setebal 180 halaman Asy’ari Khatib menghadirkan kumpulan cerita 
inspritif tentang hamba-hamba Allah yang berlumuran dosa, dengan 
pertolongan Allah, mereka menyentuh lian lahat dengan berbekal tobat. 
Buku yang menyajikan 50 kisah-kisah orang-orang yang berlumuran dengan 
maksiat, disajikan dengan bahasa yang lugas sehingga mudah dipahami. Membaca buku Asy’ari Khatib ini, mengingatkan peresensi pada karya fenomenalnya Bilik-Bilik Cinta Muhammad yang telah behasil penulis buku salin (terjemah) kedalam bahasa Indonesia yang dramatis dan puitis.
Membaca kisah-kisah yang tertuang dalam buku ini, menyadarkan kita pada keagungan Allah Swt. Allah tidak pernah membedakan antara
 makhluk-Nya yang iman dan yang ingkar semua tetap mendapat nikmatnya, 
serta makhluk-nya yang selalu berbuat maksiat senantiasa mendapat 
ampunannya, asal mereka mau bertobat. Sebagaimana firman-nya dalam surah
 al-Baqarah ayat 222. “Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mereka yang membersihkan diri”. Dari ayat ini jelas bahwa Allah cinta pada hambanya yang mengakui kesalahannya, lantas bertobat.
Dalam sebuah hadist qudsi Rasulullah juga pernah bersabda “Allah bahagia menyambut tobat hamba-Nya melebihi bahagianya salah seorang kalian ketika berada di padang lepas, unta tunggangannya hilang bersama seluruh muatan bekal makanan dan minuman, lalu setelah putus asa
 dan berbaring dibawah rindang sebatang pohon, tiba-tiba unta itu 
berdiri tepat di hadapannya, dan dengan cepat ia melompat memegangi tali
 kekangnya. Saking bahagianya sampai-sampai Allah berseru, “Oh, engkau 
tuhanku dan aku hambamu. Eh, Aku sampai keliru saking bahagia-Ku. (hal. 25)
Pada
 halaman 48 dalam buku Ini dikisahkan bahwa pernah ada seorang pria Bani
 Israil bergelimangan maksiat selama 20 tahun. Padahal 20 tahun 
sebelumnya itu berlaku taat. Sampai suatu hari ia berdiri di depan 
cermin dan melihat jenggotnya sudah memutih. Kemudian ia berucap 
“Tuhanku, sudah dua puluh tahun aku bergelimangan maksiat. Jika aku 
kembali kepada-Mu, tolong terimalah aku!”. Tiba-tiba ia mendengar suara.
 “Telah kuasingkan dirimu dari-Ku maka Kuasingkan diri-Ku darimu. Telah 
kautinggalkan Aku maka Kutinggalkan dirimu. Kau telah maksiat kepada-Ku,
 tapi Kubiarkan dirimu. Maka jika kau kembali kepada-Ku, Aku pun 
menerimamu”.
Imam Al-Gazali berkata dalam Ihya’ Ulum al-Din, “Jika ada yang melampaui batas dalam kemaksiatan, lalu mengangkat
 tangan dan berdoa, Duh Tuhanku,’ maka suaranya akan ditutup oleh 
malaikat dari pertama..kedua..ketiga..sampai keempat. Kemudian Allah 
menegur, ‘Sampai kapan kau akan menutup suara hamba-Ku. Dia tahu tak ada
 yang bisa mengampuni dosa selain Aku. Maka saksikanlah, wahai malaikat-malaikat-Ku, sungguh Aku telah mengampuninya. (hal.49)
Buku
 ini sangat layak dan cocok di konsumsi oleh kalangan umat islam, 
terlebih bagi mereka yang putus asa akan rahmat Allah karena saking 
banyakya mengerjakan maksiat. Tapi kendatipun tobat itu gampang, 
sebagaimana yang terdapat dalam kisah-kisah dalam buku ini, perlu 
disampaikan kembali perkataan penulis buku dalam sebuah kata 
pengantarnya bahwa: “Yang jelas, tak satu pun, kisah dalam buku ini yang
 merekomendasi pembaca baik secara tersurat maupun tersirat untuk melakukan dosa dan maksiat”.
Peresens: Umar Faruk Fazhay, Mahasiswa Ekonomi Syariah IAI. Nurul Jadid Paiton Probolinggo
 dimuat di wasathon.com 08 February 2014

 
 0 Comments
0 Comments





 
 
 
 
.png) 
 
 
 
 
