
Namun tidak semua orang
mampu memainkan pikirannya, sehingga menghasilkan sebuah tulisan fiksi, banyak
yang mengeluh dan mencari solusi, bagaimana caranya menulis fiksi yang baik?
mengapa ketika menulis sebuah cerita, sulit dan
mandek tidak jalan-jalan seperti sepeda motor kehabisan bahan bakar,
oleh sebab itu Winna Efendi hadir untuk memecahkan kesulitan-kesulitan bagi
mereka yang merasa pemula atau bukan pemula tapi tulisannya tidak selesai-selesai.
It takes courage to be writer. Courage to face your self, work through
your demons and make your art(Terry Rossio). Modal pertama yang harus
dimilik penulis adalah keberanian, tampa keberanian kita tidak akan bisa
menjadi penulis, seperti yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer, keberanian
itu bukan anugrah tapi hasil latihan hidup sehari-hari, keberanian itu sama
seperti otot manusia kalau tidak dilatih dia akan menjadi lemah dalam hidup ini
kita menghadapi banyak tantangan latihan pertama adalah jangan lari hadapi semua
itu begitulah cara untuk melatih keberanian.
Jadi dalam mengarungi
sesuatu apapun syarat mutlak pertama adalah berani, jangan takut gagal, berani
merupakan kunci dari segala-gala, apa lagi dalam dunia jurnalistik, menulislah
sampai kamu merasa benar-benar menemukan dunia tulisanmu, sampai kamu
keranjingan terhadap dunia jurnalistik, dan ciptakan seni dengan kreatifitas
yang kamu miliki.
Writing is an exploration. You start from nothing and learn as you
go(El Doctorow), menulis adalah penjelajahan, di mulai dari nol dan kamu
belajar sebaik mungkin, menulis merupakan mencurahkan segala sesuatu yang
terdapat dalam otak kita, sehingga segala aspirasi yang ingin kita sampaikan
pada khalayak umum bisa tersampaikan.
Adapun kiat menulis yang
disampaikan penulis dalam buku ini adalah sebagai berikut; talenta 10%, teknik
40% dan 50% komitmen, bisa disimpulkan bahwa komitmen merupakan kunci utama
untuk mencapai kesempurnaan dalam menjadi penulis sehingga akhirnya
menghasilkan karya tulis yang baik, karena semua orang bisa menulis tapi
sedikit yang menghasilakan tulisan yang baik, semua itu dibutuhkan komitmen
adapun teknik dan talenta bisa menyusul.
Kesulitan yang lain adalah
dalam penentuan genre(tipe ceritanya), banyak penulis yang tidak tahu tentang
genre yang mereka tulis, dalam hal ini taktik penulis fiksi ini menyampaikan, “write what you know, and what you are
confortable with. And above all, you should write something you like to read”. Temukan
zona nyamanmu, cari teman yang ingin kamu gali dan tulislah seperti apa yang
kamu baca, untuk mempermudah menemukan pedoman dalam tulisanmu.
Dalam menulis sebuah novel
tentu dimulai dari ide, yang merupakan pondasi sebuah cerita, ide dapat berupa
imaji, konsep, tema atau premise,
bahkan bermula dari setting atau krakter, sebenarnya banyak cara untuk
menemukan ide baik mendaur ulang ide yang telah ada atau menggunakan
latihan-latihan brainstorming ide serta
gunakan jurnal menulis yang berhubungan dengan proyek novelmu.(halaman: 52)
Karakter adalah penggerak
cerita. Karakter yang baik menarik simpati pembaca, manusiawi dan menonjol, sehingga
pembaca ingin mengikuti ceritanya hingga akhir, ada tiga jenis krakter:
protagonist, antagonis, dan pendukung, salah satu cara mencipakan krakter
adalah dengan menentuka fokus cerita atau lewat panduan buku kepribadian, untuk
lebih memahami krakter, penulis dapat membuat biodata fisik, psikis, dan watak
karakter, kemudian mengembangkannya. Saat mendeskripsikan krakter, informasi
yang tidak relevan dan tidak menunjang cerita tidak perlu disampaikan, mamfaat
gesture, dialog dan pembawaan diri untuk mendeskripsikan karakter.(halaman 96)
Narasi adalah pengisahan
sebuah cerita yang berkaiatan dengan sudut pandang atau Point of view(POV) cerita. Sebelum menulis penulis mempertimbangkan
fokus cerita, narator, dan sudut pandang siapa cerita akan dikisahkan. Ada tiga
jenis POV yaitu POV pertama, orang kedua dan orang ketiga. Masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan, saat memilih POV mana yang tepat untuk
novel, yang perlu dipertimbangkan adalah gaya menulis, tema atau fokus
cerita(pada karakter atau pada konflik), dan seberapa jauh penulis mendalami
karakternya.(halaman 110)
Plot mewakili isi cerita,
sedangkan alur adalah bagaimana cerita itu mengalir. Novel yang baik memiliki
plot yang padat dan alur yang enak dibaca. Sebagai panduan, kita dapat membuat
krangka plot sebelum menulis, yang terdiri dari susuna bagian awal(pembukaan),
tengah(konflik, klimak dan resolusi), akhir(kesimpulan), sub-plot yang
mendukung cerita. Kerangka plot hayalan mekanisme dasar, dan akan berkembang
dengan proses menulis. Untuk menciptakan cerita yang menarik, kita dapat mengikuti
kurva dengan nilai dramatik yang naik turun. Hal ini dapat dicapai lewat
pengaturan skala konflik, juga dengan menambahkan efek suspense dan surprise.(halaman
152)
Setting adalah elemen
novel yang membantu pembaca untuk masuk kedalam cerita, dan membuat cerita
lebih hidup. Sebelum menulis kamu perlu menentukan mengenal settingmu lewat
riset. Reset dapat dilakukan lewat internet, kedutaan, film. Kemampuan buku.
Saat mendeskripsikan setting, kita perlu mempertajam kelima indra kita dan
mempertimbangkan gaya penulisan, karakter dalam novel, dan mood yang ingin kita capai. Setting juga perlu di deskripsikan
dalam proporsi yang pas; gunakan iformasi yang relevan dengan cerita dan
membangun suasana.(halaman 167)
Buku ini sangat menarik
sekali, karena bahasanya padat dan mudah di mengerti apalagi dibaca oleh para
remaja sangat cocok sekali, karena memang buku ini objeknya adalah mereka para
remaja yang punya bakat dalam menulis fiksi, praktis dan simple pembahasannya, tapi meskipun demikian ada yang yang kurang
dari buku ini yaitu penggunaan bahasa asing yang berlebihan sehingga pemahaman
kurang begitu sempurna. Tapi jangan kuwatir membaca buku ini tidak akan
dirugikan, bahkan akan membuat pembacanya tenggelam dalam lamunan dan menuntun
kita menjadi seorang penulis fiksi yang produktif dan professional.(*)