Awalnya kata hijab, memang
belum akrab ditelinga kita. Kita lebih sering mendengar kata jilbab. Jilbab
merupakan salah satu jenis pakaian muslimah yang dipadukan dengan busana muslim
atau busana panjang lainnya. Menggunakan jilbab pada dasarnya adalah kewajiban
bagi wanita muslim. Meski realitasnya masih banyak wanita muslim yang belum
menggunakan jilbab.
Jilbab dari masa ke masa
akhirnya mengalami perkembangan bila ditinjau dari segi fashion. Berkat
perkembangan inilah, sebutan ‘hijab’ menjadi lebih populer. Hijab memiliki ciri
fashion yang lebih kental dibandingkan jilbab pendahulunya. Sebelum
berkembangnya dunia mode muslimah dalam 2-3 tahun terakhir, jilbab terkesan
lebih sederhana dan apa adanya. Sementara hijab masa kini, tidak butuh waktu
lama untuk mengeluarkan kreasi baru, gaya atau motif baru dan trend
terbaru. Sehingga keberadaannya perlu dipertanyakan, apakah hijab stylish yang
menjadi trend saat ini sudah memenuhi standar syariat islam atau tidak?.
Menurut Al-Quran hijab berarti penutup secara umum. Allah SWT. dalam surat
Al Ahzabayat 58 memerintahkan kepada para sahabat Nabi SAW waktu mereka
meminta suatu barang pada istri Nabi SAW untuk memintanya dari balik hijab.
Jadi, hijab berarti umum, bisa berupa tirai pembatas. Sehingga memang terkadang
kata hijab dimaksudkan untuk makna jilbab. Adapun makna lain dari hijab adalah
sesuatu yang menutupi atau menghalangi dirinya. Hijab berasal dari kata
‘ha-ja-ba’ yang artinya menutupi, dengan kata lain al-Hijab adalah benda yang
menutupi sesuatu.
Selain itu, dalam al-Qur’an juga ada istilah khimar. Yaitu sejenis tutup
kepala yang mana kain berbentuk segi empat lalu dilipat menjadi segi tiga.
Seterusnya diletakkan di atas kepala dan diketatkan di bawah dagu atau kita
kenal dengan sebutan kerudung. Kerudung memiliki definisi yang hampir sama dengan jilbab. Tapi tidak
sama. Jilbab memiliki arti yang lebih luas. Sedangkan Khimar itu
(kerudung) hanya tudung yang menutupi kepala hingga dada saja. Sama halnya
seperti Jilbab, kerudung ini hukumnya wajib.
Pada
hakikatnya, istilah jilbab bukan hanya milik islam saja.
Tepatnya kerudung, berbagai macam kaum dengan keyakinan yang berbeda-beda juga
mengenakan kerudung. Hanya saja konsepnya berbeda, meskipun diantaranya ada
yang mirip bahkan persis. Seperti kerudung menurut ajaran Yahudi, Nasrani,
Hindu, Budha, Biarawati Budha, Biarawati Ortodok, Biawarawati Katolik dan lain
sebagainya. Inilah kemudian yang menjadi dilema terhadap maraknya hijab stylish.
Banyak dari mereka produsen busana islami, yang mendesign hijab sedemikian rupa
untuk menarik konsumen, tanpa harus memperhatikan hijab yang berdasarkan
standar syariat islam, semuanya seakan berujung pada profit oriented.
Salah
satu contoh hijab yang trend saat ini adalah memakai kerudung dengan
menampakkan bentuk leher, ini merupakan trend kerudung yang menyamai
kerudung Biarawati kristian, selain itu ada hijab yang kerudungnya sudah rapi,
tapi busana yang dikenakan kebawahnya serba ketat dan condong menampakkan
bentuk aurat tubuhnya alias minimalis. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
tentang 2 golongan dari penduduk Neraka yang tidak pernah beliau lihat pada
zamannya ternyata benar 2 golongan itu muncul pada zaman ini, yaitu : Pertama,
suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia. Kedua
para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggaklenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan
tidak akan mencium baunya, padahal baunya tercium dari perjalanan sekian dan
sekian (Lihat Hadits Shohih Muslim No. 2128)
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hijab dan khimar mempunyai perbedaan
tersendiri, kalau hijab sifatnya umum (menyeluruh) sedengkan kalau khimar khusus
(tidak menyeluruh/sebagian). Inilah yang seringkali terjadi salah kaprah
dikalangan masyarakat kita saat ini, mereka banyak beranggapan bahwa hijab
adalah khimar (kerudung), padahal kenyataannya bukan. Sehingga kemudian banyak
dikalangan hijabers yang mengklaim bahwa dengan berkhimar (berkerudung)
sudah cukup untuk menghijab dirinya. Trend hijab stylish yang
condong minimalis, inilah yang perlu kita koreksi ulang, sehingga para hijabers
tidak serta-merta tampil bergaya dan trendy dengan berbagai jenis mode hijab
yang ada, tanpa harus memperhatikan hijab yang sebenarnya (versi syariat islam).(*)
dimuat di Buletin KAMAL Edisi 23
Alhamdulillah semakin banyak wanita yang berjilbab, termasuk isteri dan anak-anak kami!
BalasHapusTerima Kasih Saudara Umar Faruk Fazhay atas partisipasinya ikut Lomba buat Puisi Cinta Untuk Kekasih di Blog Aura Ide, Anda terdaftar sebagai Peserta 019
Kisah yang sangat inspiratif sekali,.
BalasHapusSemoga membuka mata temen2 smua agar mau berhijab
Mampir ke sini y ,.. produsen mukena katun jepang