 Sabar dalam arti yang lumrah dikenal adalah menunjukan keteguhan, 
ketabahan, keuletan, ketahanan diri dan ketegeran jiwa serta tidak takut
 kehilangan. Sabar sangat berperan penting dalam kaitannya dengan diri 
manusia, karena sabar merupakan agent of control dari seluruh tindakan manusia itu sendiri.
Sabar dalam arti yang lumrah dikenal adalah menunjukan keteguhan, 
ketabahan, keuletan, ketahanan diri dan ketegeran jiwa serta tidak takut
 kehilangan. Sabar sangat berperan penting dalam kaitannya dengan diri 
manusia, karena sabar merupakan agent of control dari seluruh tindakan manusia itu sendiri.
 Kalau peresensi ibaratkan dengan pacuan kuda, sabar adalah tali 
pengendalinya, tanpa adanya tali pengendali, besar kemungkinan kuda itu 
bisa lepas landas, bisa jadi terjerumus dalam jurang, dan tidak hanya 
kudanya saja yang nyungsep dalam jurang tapi pengemudinya juga ikut terjerumus.
 Sementara Tallal Alie Turfe dalam buku ini, menguraikan secara lugas 
hakikat sabar itu. Menurutnya sabar adalah ketika kita mampu 
mengendalikan diri untuk tidak berbuat keji dan dosa, ketika mampu 
menaati semua perintah Allah, ketika mampu memegang teguh akidah islam, 
dan ketika mampu tabah serta tidak mengeluh atas musibah dan keburukan 
apapun yang menimpa kita (hal. 31)
 Pengertian sabar tersebut menunjukan adanya sebuah metode yang 
melandasi definisi islam. Selain berkait dengan keimanan, syariat dan 
keutamaan, sabar juga berkait  erat dengan pemahaman-pemahaman ideologi 
atau orientasi hidup serta persiapan-persiapan mental. Inilah unsur 
dinamis yang menyiapkan dan mengarahkan muslim untuk mencapai 
kesempurnaan hidup.
 Allah memerintahkan pada Nabi Muhammad SAW. Untuk mencapai derajat 
mulia kesabaran, akhlak dan keutamaan. Dalam perintah-Nya ini Allah 
senantiasa mengingatkan Nabi-Nya tentang berbagai kesulitan dan 
penderitaan yang dihadapi oleh para Nabi sebelumnya dalam menyampaikan 
risalah Allah. Hal ini bertujuan agar beliau bersabar (hal. 46)
 Tekad kuat seorang mukmin akan selalu berhadapan dengan berbagai ujian.
 Ketika ia menguasai dirinya secara lahiriah dan batiniah, sabar akan 
menjadi cahaya petunjuk imannya. Ia akan memiliki kesiapan untuk 
menghadapi berbagai cobaan dan ujian dengan pikiran yang terbuka, hati 
yang lapang dan keyakinan yang tinggi (hal. 55)
 Oleh sebab itu, perlunya kita memfokuskan perhatian terhadap 
unsur-unsur daya. Dalam hidup ini kita membutuhkan resep yang tepat 
untuk mengubah sikap kita yang kurang dan yang berlebih-lebihan. Sikap 
ini mencul karena kita tidak mampu mengendalikan daya-daya yang 
tersimpan dalam diri kita, yaitu intelegensia, marah, hasrat, dan 
imajinasi. Resep yang tepat untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan 
adalah sikap sabar. Sebab, sikap inilah yang menjadi fondasi dan sumber 
daya pribadi dan kesehatan jiwa.
 Karena faktanya, kebanyakan orang-orang yang gagal mengendalikan 
kemarahan berada dalam kekacauan jiwa. Mereka tidak memiliki kesabaran 
dalam mengontrol emosinya dan amarahnya yang eksplosif. Begitu juga 
orang-orang yang membutuhkan keberanian untuk menghadapi dan menguasai 
ketakutannya. Di sinilah kesabaran membentuk sikap kerelaan dan 
penerimaan, atau tegasnya, kepasrahan diri sebagaimana yang dialami oleh
 kaum miskin korban kapitalisasi (ha. 115)
 Diriwatkan bahwa suatu saat Nabi Saw. Bertanya kepada beberapa sahabat 
tentang derajat keimanan mereka. Lalu, mereka menjawab bahwa diri mereka
 telah berada dalam tingkat kesabaran untuk menghadapi segala ujian, 
senantiasa bersyukur atas nikmat Allah, dan menerima apa pun yang 
terjadi sesuai dengan kehendak Allah dan kekuasaan-Nya. Sejak itulah , 
Nabi Saw. Menyebut mereka sebagai orang-orang yang bijak (hukama’) dan berpengetuan (alimun).
 Maka dari itu, kita mesti berusaha keras untuk membentuk karakter 
kepribadian yang berkualitas. Inilah modal utama yang menegaskan 
keutamaan sabar sesuai karakter-karakter pilihan. Sebagaimana disebutkan
 dalam buku ini, yang tidak mesti berurutan. Namun semuanya terkait dan 
saling mendukung satu sama lain. Sebagai contoh, ketika menjadi mukmin 
yang suci, Anda mesti kontinu shalat, sedekah dan memperhatikan orang 
lain. Itulah sebabnya karakter-karakter pilihan menjadi fondasi dalam 
pembentukan pribadi islami. (hal. 154)
 Potret Nabi Ayyub a.s. merupakan teladan kesabaran dan ketabahan yang 
utama. Dia mampu mengendalikan emosi, kekecewaan, dan kemarahannya. Dia 
juga mampu mengendalikan pikirannya sehingga tetap bersabar dalam 
mengahadapi ujian serta bersikap patuh pada kehendak Tuhan. Inilah 
contoh positif  bagi kebijakan yang sempurna serta sikap rendah hati dan
 kesyukuran atas nikmat Allah. (hal. 156-160)
 Buku ini sangat layak sekali dijadikan pedoman hidup, karena di 
dalamnya terdapat pemabahasan yang cukup mendalam tentang kesabaran, 
yang meliputi: sabar dalam perspektif islam, sabar dan akidah islam, 
sabar dalam syariat islam, filsafat sabar, sabar dan psikologi sosial, 
teladan-teladan kesabaran dan kepemimpinan islam: teladan kesabaran, 
semua itu, penulis uraikan dengan menggunakan bahasa yang mengalir dan 
lugas sehingga pembaca tidak akan pernah merasakan kesulitan dalam 
memahaminya, serta dilengkapi dengan bagan-bagan dari setiap pokok 
pembahasan yang terdapat didalamnya.
 _____________________________
 Judul               : Mukjizat Sabar
 Penulis             : Tallal Alie Turfe
 Penerbit           : PT Mizan Pustaka
 Cetakan           : II, Juni 2013
 Tebal                : 276 halaman
 ISBN                : 978-602-9255-60-7
 Peresensi         : Umar Faruk Fazhay, Mahasiswa Ekonomi Syariah IAI. Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
 
 dimuat dirimanews.com 31 Oktober 2013
 
 0 Comments
0 Comments





 
 
 
 
.png) 
 
 
 
 
