Berbicara Syekh Siti Jenar tentu bukan barang yang baru di benak pembaca yang budiman. Syekh Siti Jenar merupakan salah satu dari wali kesepuluh diantara yang lumrah dikenal dikalangan masyarakat dengan sebutan Wali Songo. Sedangkan ajarannya yang paling mashur adalah Manunggaling Kawula klawan Gusti. Ketidak stabilan ajaran yang dibawa dengan realitas atau masyarakat awam sehingga membuat Syekh Siti Jenar harus menjemput ajalnya.
Namun ketika menilik kembali ajaran yang dibawa oleh Syekh Siti Jenar
telebih tentang ajaran makrifatul Ilah. Hal itu merupakan fenomena yang
luar biasa, yang mungkin ada beberapa perbedaan konsep dan pradigma dari
beberapa ajaran Syekh dan para wali Allah lainnya.
Achmad Chadjim dalam buku ini, memaparkan panjang lebar tentang hakikat
makrifat kesunyatan (kebenaran/apa adanya), yang merupakan sambungan
dari pada buku satu dan dua yang pernah di tulisnya. Adapun intisari
yang terdapat dalam buku makrifat kesunyatan ini adalah sebagai berikut:
Seseorang yang sudah makrifat justru merasa tidak mengetahui apa-apa,
tetapi hasilnya adalah apa-apa yang dapat menjadi petunjuk baik bagi
dirinya maupun orang lain. Makrifat yang arti sebenarnya “orang yang
tahu” atau orang yang memiliki pengetahuan, justru dalam kenyataan dia
adalah orang yang tidak tahu apa-apa. Ia seperti alat yang tidak tahu
dirinya alat, tetapi ia berguna bagi siapa yang membutuhkan
kehadirannya. Ia tampak seperti manusia biasa lainnya, yang bisa hadir
sebagai pemimpin, pegawai, buruh, pedagang, petani, ataupun prajurit
yang siap bertempur di medan pertempuran. (hal. 51)
Jiwa bisa menjadi tenang bilamana badan wadag sebagai wadahnya dilatih
untuk dapat membuat semua indra menjadi patuh pada sang jiwa. Namun,
dalam kenyataannya jiwa justru lebih banyak terpengaruh oleh pancaindra
(indra penglihat, pembau, pendengar, perasa di lidah, dan perasaan
dikulit) dan tri-indra (pikiran, imanjinasi atau angan-angan dan
keinginan). Jadi, kita harus dapat membuat pancaindra dan tri-indra
menjadi heneng (diam) dan hening (jernih, bening), agar kita bisa hidup
secara lawas (awas) dan heling (eling, sadar). (hal. 73)
Tubuh fisik ini hendaknya tidak digunakan untuk membuat yang sia-sia.
Tubuh fisik ini hendaknya tidak digunakan untuk berbuat atau bertindak
yang tidak dilandasi pengetahuan yang benar. Jika kita beribadah ritual,
maka kita harus memiliki pengetahuan tentang ibadah yang kita
lakukan-dan bukan katanya. Kalau kita berpuasa Ramadan, kita harus
mengetahui dengan benar tantang kegunaan dan tujuan puasa tersebut, dan
bukan kerana puasa itu kewajiban agama. Islam tidak mengajarkan
keberhalaan. (hal. 95)
Tuhan tidak pernah membuat kejahatan. Tetapi, cara kerja alam untuk
mempertahankan eksistensinya dapat menimbulkan efek samping yang berupa
kejahatan terhadap makhluk lain yang berada disekitarnya. Curah hujan
yang lebat bisa menimbulkan banjir. Tetapi, air hujan diperlukan oleh
makhluk hidup yang hadir dikawasan yang tersiram air hujan. Bila kita
tidak pandai mengelola air hujan yang berlimpah, maka petaka akan
menimpa kita. Itulah sebabnya, dalam Alquran dinyatakan dengan tegas
bahwa semua yang baik dari Allah. (hal. 139)..
Segala jeratan dunia harus kita lepaskan agar hidup ini nyaman dan
selamat. Ketika kita melepaskan nyawa, maka kita sudah terbebas dari
aneka jeratan dunia. Kita tak perlu was-was, ragu-ragu, dalam perjalanan
jiwa kita. Bukankah dengan membebaskan diri dari jeratan dunia itu
untuk mencapai tujuan yang mulia? Benar! Bila kita bisa hidup lahir dan
batin sama pasti kita akan sampai tujuan, yaitu kembali kepada tuhan
semesta alam. Kita sejatinya bukanlah bagian dari dunia, tetapi kita
adakag khalifah-Nya. (hal. 183).
Manusia harus realistik dalam menjalani hidup di dunia ini. Ia harus
berusaha untuk tidak tertipu oleh heksa-indranya (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, perasa, dab nafsu seksual) dan oleh
tri-indranya (pikiran, angan-angan dan keinginan). Indra, pikiran,
angan-angan, dan keinginan dapat menipu kita. Oleh karena itu, manusia
harus meniti ke dalam dirinya, mengetahui rahasia dirinya, dan akhirnya
berusaha memahami makna kematian dirinya di dunia ini. Itulah yang di
tegaskan oleh Syekh Siti Jenar. (hal. 271).
Khusuk arti sebenarnya adalah gersang atau tandus. Jadi, orang yang
khusuk adalah orang yang steril dari berbagai macam keinginan atau
aktivitas pikiran. Orang jawa menyebutnya hati dan pikirannya lerem.
Sedangkan daim artinya tak pernah berhenti, maka orang yang salat
makrifat berarti orang yang tidak pernah putus kesadaran terhadap
Tuhannya. (hal. 295).
Buku ini sangat penting sekali dibaca oleh seluruh umat islam, karena
didalamnya dijabarkan secara panjang lebar hakikat islam, Nur Muhammad,
kiamat, Adam, jin, hantu dan setan, makna dunia dan akhirat, makna surga
dan neraka dan hakikat salat, zakat dan haji. Hal ini merupakan oase
bagi mereka (umat islam) yang tergolong taqlik (ikut tanpa mengetahui
dasar/sekedar katanya saja), sehingga kemudian menjadi umat islam yang
itba’ (ikut dengan mengetahui landasan atau dasarnya). Dengan harapan,
agar semua amal ibadah yang kita kerjakan lebih bermakna, dan bukan
hanya sekedar ritual belaka.(*).
_____________________________________________
Judul buku : Syekh Siti Jenar (makrifat Kesunyatan)
Penulis : Achmad Chodjim
Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit : Maret 2013
Tebal : 352 hlm
ISBN : 978-979-024-344-6
Peresensi : Umar Faruk Fazhay
dimuat di rimanews (22 September 2013)
Puisi Agama sejak Dulu hingga Kini |
BalasHapusCinta Allah Dalam Al-qur'an |
Puisi SMS Ucapan Selamat Pagi Untuk Kekasih |
Puisi SMS Ucapan Selamat Ulang Tahun Untuk Kekasih... |
Puisi Misteri Keindahan Tanggal Unik 111213 |
Puisi SMS Patah Hati Tahun Baru 2014 |
PUISI TAHUN BARU KELABU UNTUK KEKASIH |
PUISI KATA LUCU JOMBLO TAHUN BARU SINGKAT |
Pribadi Seorang Guru |
Puisi Sedih Cinta Tak Terbalas |
PUISI UNTUK EYANG TERSAYANG |
Jagalah Hati Ku Duhai Kekasih Hati |
Puisi SMS Pujian Untuk Wanita Cantik |
Puisi SMS Ucapan Akhir tahun 2013 |
PUISI ROMANTIS MALAM MINGGU UNTUK PACAR |
PUISI UNTUK SAHABAT DI PERANTAUAN |
PUISI KORUPTOR LUGU TAK TAHU MALU |
PUISI DO'A PENCOPET dan SARJANA NGANGGUR . |
PUISI "DALAM DO'AKU" Sapardi Djoko Damono |
PUISI TERBAIK " PESAN IBU PERTIWI " |
Engkau yang Menemani Kesendirian |
PUISI NASEHAT DAN CINTA UNTUK BIDADARIKU |
PUISI SELAMAT PAGI UNTUK BIDADARIKU |
PUISI SELAMAT SORE UNTUK BIDADARIKU |
PUISI JERITAN HATI HONORER INDONESIA |
Wanita Idaman Adalah Wanita Sholehah |